Yuliandre Darwis

Transformasi Teknologi Jadi Kunci Mewujudkan Indonesia Emas 2045, KADIN Dorong Mahasiswa Teknik Jadi Pelaku Pembangunan Cerdas dan Etis

Lampung, 16/6 — Dalam upaya memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, dunia usaha, dan arah pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045, Yuliandre Darwis Ketua Komtap Kemitraan Kelembagaan Nasional Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyampaikan keynote speech inspiratif di hadapan ratusan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dalam acara Seminar Nasional yang diselenggarakan di Universitas Malahayati.

Dengan tema “Transformasi Pembangunan Nasional Berbasis Teknologi dalam Menyongsong Era Digital dan Global”, keynote ini menyoroti pentingnya peran generasi muda teknik dalam mendorong efisiensi, keberlanjutan, dan keadilan dalam pembangunan infrastruktur nasional.

“Masa depan teknik sipil bukan lagi soal menggambar manual atau hitung struktur saja. Di dunia nyata, kami menggunakan BIM, IoT, drone mapping, hingga AI untuk membangun proyek yang efisien dan berdampak. Kalian harus siap jadi pemimpin di dunia baru ini,” tegasnya.

Dalam pidatonya, Ia juga menekankan bahwa arah pembangunan nasional ke depan telah ditegaskan melalui Asta Cita Presiden Terpilih Prabowo Subianto, yang mencakup agenda besar seperti: Pembangunan infrastruktur energi, pangan, dan air, Hilirisasi industri berbasis teknologi, Pemerataan pembangunan kota dan desa berbasis digital.

“Asta Cita ini membuka ruang besar bagi teknolog dan insinyur muda untuk menjadi pelaku perubahan. Bukan hanya jadi pelaksana proyek, tapi penggagas transformasi,” ujarnya.

Sebagai bagian dari dunia usaha, KADIN Indonesia juga disebut siap berkontribusi nyata melalui lima program prioritas nasional 2024–2029, antara lain: Penguatan SDM dan vokasi berbasis link-and-match, Transformasi digital dan ekonomi hijau, Percepatan konektivitas dan infrastruktur nasional, Perluasan akses pembiayaan untuk UMKM dan startup teknologi, Penguatan ekonomi daerah berbasis potensi lokal.

“Kami di KADIN sedang membuka peluang kolaborasi kampus-industri. Mahasiswa teknik sipil akan sangat dibutuhkan di sektor-sektor strategis—termasuk pembangunan IKN, proyek transportasi publik, dan pengembangan smart city,” tambahnya.

Selain memotivasi, pembicara juga menyampaikan peringatan keras terhadap aktivitas digital yang merugikan negara dan generasi muda, seperti judi online dan penyalahgunaan AI (seperti ChatGPT) untuk menyelesaikan tugas akademik tanpa pemahaman.

“Negara kehilangan triliunan karena judi online. Jangan ikut merusak masa depan kalian sendiri. Demikian pula dengan AI, gunakan sebagai alat bantu berpikir, bukan sebagai pengganti belajar,” pesannya.

Ia menekankan bahwa membangun Indonesia bukan hanya soal kecerdasan teknis, tetapi juga soal karakter, integritas, dan etika digital.

Di akhir pidato, ia mengajak seluruh mahasiswa dan sivitas akademika untuk membangun kolaborasi aktif dengan industri. “Jangan hanya membangun struktur—bangunlah masa depan,” ucapnya.